Diposting oleh Unknown | 22.44 | 0 komentar »

Bismillahirrahmanirrahim…..
Dengan menyebut asmaMu ya Allah yang Maha Kasih dan Sayang
Puji syukurku atas segala nikmatMu untuk ku…
Telah kau berikan aku satu pendamping hidup yang senantiasa setia menjaga dan melindungiku..
Berjalan sejajar denganku..
Yang dengan cinta dan sayangnya mampu menghapus segala lara…
Yang segala hidupnya diserahkan untuk menyayangiku….
Yang dengan cintanya padaMu mampu membimbingku untuk lebih mencintaiMu
Ya Allah kumohon PadaMu…
Kini berilah ia kemudahan dalam melangkah..
Berjuang mencari keRidhoanMu…
Berjuang menjemput Rizky yang Kau takdirkan untuknya…
Berjuang untukku dengan cintanya padaMu
Berjuang atas tanggungjawabnya sebagai seorang imam….
 Jadikanlah setiap langkahnya menjadi ibadah kepadaMu Ya Rabbi…
Ya Allah Maha pengabul doa…
Terimalah berjuta doa dan harapku…
Balaslah segala kebaikan dan kesabarannya dengan CintaMu….
Ya Allah Sang Pemilik Hati….
Sampaikan berjuta sayangku untuknya…
Sampaikan sejuta cintaku padanya…
Dan sampaikan terima kasihku yang sangat untuknya…
Atas segala usahanya untuk membahagiakanku…
Satukanlah kami selalu dengan cintaMu Ya Allah
Pandanglah kami dengan RahmadMu ya Rahman
Ya Allah sampaikan salamku pada Nabi Muhammad
Yang telah begitu banyak mengajarkan cinta dan kasih sayang…
Sungguh Engkau Maha Mengetahui segala isi hati…
Maka kabulkanlah doaku…..
Amin ya Rabbal ‘Alamin………


Read More ..

Siapakah Ikhwan Sejati itu?

Diposting oleh Unknown | 04.39 | | 0 komentar »

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati…
Sang Ibu tersenyum dan menjawab…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya



Seorang remaja pria bertanya pada ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati…
Sang Ibu tersenyum dan menjawab…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya ….
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran… ..
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa …
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya. ..
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…
….setelah itu, ia kembali bertanya…
” Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?”
Sang Ibupun memberikan bukunya sambil berkata…. “Pelajari tentang dia…”
ia pun mengambil buku itu
“MUHAMMAD”, judul buku yang tertulis di buku itu…..

sumber: browsing2

Read More ..

Siang itu terasa lengkap kebahagian kami, kehadiran buah hati kami yang pertama. Anugrah terindah yang dititipkan Allah kepada kami. Sebagai pelengkap kebahagiaan di tengah keluarga kecil kami yang kami bangun pada tanggal 10 oktober 2008. sungguh indah ramadhan kali ini. Buah hati kami telah lahir kedunia. Tepat pada tanggal 14 ramadhan 1430 H / 05 September 2009.


Siang itu terasa lengkap kebahagian kami, kehadiran buah hati kami yang pertama. Anugrah terindah yang dititipkan Allah kepada kami. Sebagai pelengkap kebahagiaan di tengah keluarga kecil kami yang kami bangun pada tanggal 10 oktober 2008. sungguh indah ramadhan kali ini. Buah hati kami telah lahir kedunia. Tepat pada tanggal 14 ramadhan 1430 H / 05 September 2009.
Tak terasa kami sudah menjadi orang tua, syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT karena mempercayakan kami untuk merawat, mendidik dan menbesarkan seorang insane yang terlahir tanpa noda. Ya… Allah berikanlah selalu kami kemampuan, baik kemampuan ilmu, tenaga, fikiran dan materi untuk menjaga dan mendidik buah cinta kami Ya Allah agar kelak ia menjadi insane yang kehadirannya di dunia ini membawa manfaat buat agama islam, keluarga dan lingkungannya.
Siang itu siang yang bersejarah dalam kehidupan kami, hari dimana aku menjadi seorang ibu. Hari dimana tanggung jawabku bertambah, hari di mana peranku sangat mempengaruhi keluarga dan anak ku. Hari dimana merasakan rasanya menjadi seorang wanita. Putra pertamaku…. Yang selama sembilan bulan bersama ku dan kami nanti selaku kehadirannya kini ada dalam pelukan kami.
Anakku sayang…. Bunda harap kehadiranmu didunia ini bisa menjadi seorang insane yang terus melanjutkan perjuangan islam ya, tiap perbuatanmu selalu memberikan manfaat buat orang lain. Anakku sayang,,, jadilah anak yang taat pada perintah agama, melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Anakku sayang bunda harap engkau menjadi insane yang berguna. Insan yang selalu belajar dan mencari ilmu sehingga kelak dapat kau amalkan. Anakku sayang,,, bunda menyayangimu… terimakasih Ya Allah atas semua kebahagiaan yang telah Engkau berikan terhadap aku dan keluargaku. Rahmatilah keluarga kami dengan Rahmad dan Rizqi Mu ya Allah. Jadikanlah kami keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Amin…. Ya rabbal alamin.

Read More ..


Sebuah anugrah terindah yang diberikan Allah kepada keluarga kecil kami, dari penantian yang kami jalani setelah pernikahanku dengan suamiku tercinta, Sultoni pada tanggal 10 Oktober 2008. selang tiga bulan dari hari bahagia itu, kami berdua dianugragi Allah sebuah kejutan yang sangat membahagiakan. Aku positif hamil. sujud serta syukur kami tujukan kepada Allah yang telajh melengkapi kebahagian kami dengan memberikan kami amanah dan titipan yang sangat berharga ditengah keluarga kami

Sebuah anugrah terindah yang diberikan Allah kepada keluarga kecil kami, dari penantian yang kami jalani setelah pernikahanku dengan suamiku tercinta, Sultoni pada tanggal 10 Oktober 2008. selang tiga bulan dari hari bahagia itu, kami berdua dianugragi Allah sebuah kejutan yang sangat membahagiakan. Aku positif hamil. sujud serta syukur kami tujukan kepada Allah yang telajh melengkapi kebahagian kami dengan memberikan kami amanah dan titipan yang sangat berharga ditengah keluarga kami.

Detik tiap detik, hari berganti hari kita lewati dengan penuh syukur atas anugrah ini, tak terasa kehamilanku udah memasuki usia sembilan bulan, nervous, deg-degan, bahagia,takut bercampur aduk menjadi satu. Waktu itu bulan ramadhan, tapi syukur alhamdulillah aku bias berpuasa meskipun hamil sembilan bulan, aku punya keinginan bias menghatamkan alqur’an sebelum aku melahirkan.

Malam itu aku memgalami tanda-tanda akan melahirkan, dan aku tetap berusaha menghatamkan alqur’an. Tepat jam 22.00 malam aku sudah mencapai 29 jus, rasanya tanggung kurang satu jus tapi apa daya mata ini sudah nggak bias diajak untuk membuka, ngantukkkk….. suamiku pun terlihat sudah terlelap, waktu siap siap mau tidur, sekitar jam 22.15 ughhhhh perutku mules banget, aku nggak biasanya merasakan sakit seperti itu. Tapi sedikit sakit, sedikit tidak. Tapi klo sakit rasanya…… hmmmmm… suamiku da panic mau ngajak periksa. Tapi aku tahan, lama kelamaan sakitnya kok malah menjadi ya…. Aku panic, ternyata …. Darahhhh….

Langsung ja suamiku ngajak aku ke bidan.
“ sayang, tahan…sayang…”
itulah kata-kata suamiku dalam perjalanan. Rasanya sulit di ungkapkan dengan kata2… aku tahu suamiku memberikan dukungan penuh terhadapku, karena baginya dukungannya adalah semangat bagi untukku, semangat berjuang sebagai seorang ibu yang melahirkan. Karena ini nkehamilanku yang pertama, ini pengalaman pertama juga buat kami.

Sampai si tempat bersalin, alhamdulillah pembukaan dua, mudah2an cepet lahir, tapi subuh tiba tak kunjung lahir pula, sakit rasanya, tapi mungkin inilah rasanya menjadi seorang ibu yang melahirkan. aku jadi tahu perjuangannya. Jam 7 pagi aku merasakan sakit yang luar biasa sakitnya, ternyata masih buka 4. ughhh… lamanya,…. Ternyata jam 10 siang aku di periksa. Ya … Allah ternyata air ketubanku udah pecah, seketika itu perawatnya memberikan suntikan dorong kepadaku, sakitnya malah luar biasa, nggak bisa di ungkapkan, suamiku setia disampingku memberikan dukungan dan do’a kepadaku. Saat itu waktu seperti lama sekali. Melewati detik2 melahirkan. rasanya seperti tak kuat, tapi subhanallah ternyata aku bisa, tepat jam 13.00 lahirlah buah hatiku yang pertama. Melihat itu suamiku langsung bersujud atas pertolingan dan anugrah terindah ini. Dia langsung menciumku dam memberikan ucapan selamat kepadaku. “ terimakasih sayang atas perjuangannya, selamat sekarang kamu sudah menjadi seorang ibu” sambil meneteskan air mata dia memelukku yang masih dalam kondisi lemah. Terima kasih ya Rabb.. engkau memberikan kami selalu kebahagiaan. Berikanlah kemampuan kepada kami, baik kemampuan fisik, materi, pikiran dan ilmu agar kami bisa menjaga dan mendidik titipan-Mu ini Ya Allah sehingga nanti dapat kami pertanggung jawabkan dengan baik kepada-Mu. Jadikanlah anak kami ini anak yang sholeh, anak yang taat terhadap perintahMu, anak yang berbakti pada orang tua, dan menjadi insane yang bermanfaat buat otang lain, dan ilmu yang Engkau berikan kepadanya dapat ia amalkan dengan baik dalam kebaikan agama islam. Amin… ya rabbal alamin.,



Read More ..
Diposting oleh Unknown | 05.40 | | 0 komentar »


Assalamualaikum….
Wah… lama nih nggak corat – coret di blog. Sebenarnya sih pingin banget tiap hari da cerita dari tangan ku untuk di bagi- bagikan,,, he…. Ya maklum… habis cuti panjang. Habis menjalankan detik2 menjadi seorang ibu. Wah ternyata perjuangan berat lho waktu ngelahirin. Tapi benar, dibalik kesulitan itu akan dating kebahagiaan. Sama halnya dengan kehidupan yang silih berganti. Ya tergantung kitanya aja menyikapinya. Tapi yang jelas apapun yang terjadi, itu adalah yang terbaik yang diberikan Allah kepada kita. So, enjoy your life because this life is beautiful.




Read More ..

Hanya Allah SWT Tempat Bersandar

Diposting oleh Unknown | 17.46 | 0 komentar »

Seorang muslim diperintahkan Allah ta’aala untuk ber-tawakkal hanya kepada-Nya. Ia dilarang ber-tawakkal kepada selain Allah ta’aala. Bahkan ia tidak diperkenankan ber-tawakkal kepada dirinya sendiri. Seorang mu’min faham dan sadar bahwa hanya Allah ta’aala tempat bergantung.


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ

”Katakanlah, "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah ta’aala adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS Al-Ikhlash ayat 1-2)

Bahkan seorang mu’min yakin hanya dengan bertawakkal kepada Allah ta’aala sajalah segala keperluannya akan terpenuhi. Padahal manusia hidup di dunia sudah pasti punya aneka ragam keperluan.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah ta’aala niscaya Allah ta’aala akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS Ath-Thalaq ayat 3)

Seorang mu’min faham bahwa segala yang terjadi di dunia hanya dapat terjadi atas izin Allah ta’aala. Oleh karenanya ia tak akan pernah menyerahkan urusannya kepada selain Allah ta’aala, termasuk kepada dirinya sendiri. Ia sadar kalau dirinya sendiri merupakan makhluk Allah ta’aala yang lemah dan tidak berdaya. Ia baru akan menjadi kuat bilamana ia beserta Allah ta’aala. Itulah di antara makna kalimat yang Nabi shollallahu ’alaih wa sallam juluki sebagai termasuk harta dari harta kekayaan surga.

Bila seorang mu’min telah mempersiapkan dan merencanakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, maka selanjutnya ia diharuskan menyerahkan (tawakkal) urusan berhasil tidaknya kepada Allah ta’aala. Jika berhasil, berarti Allah ta’aala memang mengizinkan urusan tersebut menjadi kenyataan. Ia wajib bersyukur kepada Allah ta'aala. Bila gagal berarti Allah ta’aala tidak menghendaki urusan tersebut menjadi kenyataan. Ia diwajibkan bersabar menghadapi taqdir itu. Sambil si mu’min tetap bakal memperoleh ganjaran atas niat dan usahanya mempersiapkan dan merencanakan urusan tadi. Di akhirat kelak insyaAllah ganjaran Allah ta’aala menantinya. Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam:

وَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَإِنَّ اللَّهَ يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ فِي الْآخِرَةِ وَيُعْقِبُهُ رِزْقًا فِي الدُّنْيَا عَلَى طَاعَتِهِ

Adapun orang mu'min jika ber¬buat kebajikan, maka tersimpan pahalanya di akherat di samping rizqi yang diterimanya di dunia atas keta'atannya. (Muslim 5023)

Sebaliknya, seorang kafir bila telah merencanakan dan mempersiapkan suatu urusan, maka ia sepenuhnya merasa yakin urusannya bakal sukses. Bila sukses, maka ia akan menjadi manusia yang semakin sombong dan merasa berkuasa di muka bumi. Ia akan semakin lupa dan menjauhi Allah ta’aala karena keberhasilannya. Bila ia gagal, ia akan mengevaluasi secara material apa yang menyebabkan kegagalannya, tanpa mengkaitkan samasekali bahwa Allah ta’aala tidak mengizinkan urusannya berhasil. Ia akan terus-menerus menguraikan alasan-alasan yang sepertinya logis dan ilmiah mengenai kegagalannya. Sehingga sering kita dengar mereka mengatakan there is no room whatsoever for mistakes (tidak boleh ada celah sedikitpun untuk kesalahan). Sebab mereka hanya mengetahui sisi material dan duniawi saja dari urusan kehidupan mereka. Mereka samasekali tidak mengenal sisi ghaib dan ukhrowi dari setiap kejadian yang berlangsung dalam kehidupan fana ini.

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ruum ayat 7)

Saudaraku, marilah kita menjadi muslim-mu’min yang benar-benar yakin bahwa segala apa yang kita usahakan, rencanakan, persiapkan pada akhirnya hanya akan menjadi kenyataan atau tidak sepenuhnya tergantung pada kehendak Allah ta’aala Yang Maha Berkehendak dan Maha Berkuasa. Maka biasakanlah mengucapkan:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

”Tiada daya dan tiada kekuatan selain bersama Allah ta’aala.”

Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan bahwa kalimat ini termasuk harta dari harta kekayaan surga. Sebelum kelak di akhirat kita masuk surga -insyaAllah- mari kita biasakan menikmati sebagian dari harta kekayaan surga di dunia. Siapa tahu ia menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kita berhak dimasukkan Allah ta’aala ke dalam surga-Nya. Amin.

Read More ..

8 Etos Penyemangat Kerja

Diposting oleh Unknown | 03.25 | | 0 komentar »

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh
setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan
memperoleh "5-ng": ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel.

Punya masalah dengan semangat kerja? Jangan gundah gulana, Anda tidak
sendirian. Banyak orang lain yang punya problem serupa. Namun, bukan
tidak ada solusinya!

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh
setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan
memperoleh "5-ng": ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel.

Punya masalah dengan semangat kerja? Jangan gundah gulana, Anda tidak
sendirian. Banyak orang lain yang punya problem serupa. Namun, bukan
tidak ada solusinya!

Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya melorot. "Itu
lumrah," kata Jansen Sinamo, ahli pengembangan sumber daya manusia dari
Institut Darma Mahardika, Jakarta. Meski lumrah, "impotensi" kerja harus
diobati.

Cara terbaik untuk mengatasinya, menurut Jansen, dengan langsung
membenahi pangkal masalahnya, yaitu motivasi kerja. Itulah akar yang
membentuk etos kerja. Secara sistematis, Jansen memetakan motivasi kerja
dalam konsep yang ia sebut sebagai "Delapan Etos Kerja Profesional" .
Sejak 1999, ia aktif mengampanyekan gagasan itu lewat berbagai pelatihan
yang ia lakukan.

/* Memahat yang tak terlihat*/

*Etos pertama: kerja adalah rahmat.*

Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh
kasar sekalipun, adalah rahmat dari Tuhan. Anugerah itu kita terima
tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya
sepeser pun.

Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah.
Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan
kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih
banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan
jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan.

*Etos kedua: kerja adalah amanah.*

Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR,
semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko.
Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah
dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan
menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

Etos ketiga: kerja adaah panggilan.

Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua adalah darma.
Seperti darma Yudistira untuk membela kaum Pandawa. Seorang perawat
memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma
untuk menyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis menyandang
darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat.
Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa
berucap pada diri sendiri, "I'm doing my best!" Dengan begitu kita tidak
akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya.

*Etos keempat: kerja adalah aktualisasi. *

Apa pun pekerjaan kita, eutah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya
bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap
merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita
merasa "ada". Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan
daripada duduk bengong tanpa pekenjaan.

Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial
manusia. Dengan bekerja, misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan
rasa pede ketika berjumpa koleganya. "Perkenalkan, nama saya Miftah,
dari Bank Kemilau." Keren 'kan?

*Etos kelima: kerja itu ibadah.*

Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang
halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita
bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.
Jansen mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno seperti ini:

Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir
sebuah puncak tiang yang tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat
dilihat langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang. Orang-orang
pun bertanya, buat apa bersusah payah membuat ukiran indah di tempat
yang tak terlihat? Ia menjawab, "Manusia memang tak

bisa menikmatinya. Tapi Tuhan bisa melihatnya." Motivasi kerjanya telah
berubah menjadi motivasi transendental.

/*Warisan tak ternilai*/

*Etos keenam: kerja adalah seni.*

Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni.
Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya
melakukan hobi. Jansen mencontohkan Edward V Appleton, seorang fisikawan
peraih nobel. Dia mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan
sains paling begengsi itu adalah karena dia bisa menikmati pekerjaannya.

"Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di
laboratorium yang sepi," katanya. Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah
seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut rumus-rumus fisika
yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.

*Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.*

Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa
menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar
akan datang kepada kita.

Jansen mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan
Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di
Pulau Buru yang serba terbatas. Baginya, menulis merupakan sebuah
kehormatan. Hasilnya, kita sudah mafhum. Semua novelnya menjadi karya
sastra kelas dunia.

*Etos kedelapan: kerja adalah pelayanan.*

Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar,
semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.

Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua
sebatang kara karena ditinggal mati oleh istri dan anaknya. Bagi
kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti
menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen,
sebuah daerah yang sepi. Sambil menggembalakan domba, ia memunguti biji
oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya.
Tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah
meninggalkan sebuah warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km!
Sungai-sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur.
Semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal.

Di Indonesia semangat kerja serupa bisa kita jumpai pada Mak Eroh yang
membelah bukit untuk mengalirkan air ke sawah-sawah di desanya di
Tasikmalaya, Jawa Barat. Juga pada diri almarhum Munir, aktivis Kontras
yang giat membela kepentingan orang-orang yang teraniaya.

"Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan dilengkapi keinginan
untuk berbuat baik," kata Jansen. Dalam bukunya Ethos21, ia menyebut
dengan istilah rahmatan lii alamin (rahmat bagi sesama).

/*Pilih cinta atau kecewa*/

* Menurut Jansen, kedelapan etos kerja yang ia gagas itu bersumber
pada kecerdasan emosional spiritual. Ia menjamin, semua konsep etos itu
bisa diterapkan di semua pekerjaan.

"Asalkan pekerjaan yang halal," katanya. "Umumnya, orang bekerja itu
'kan hanya untuk nyari gaji. Padahal pekerjaan itu punya banyak sisi,"
katanya.

Kerja bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga mencari makna.
Rata-rata kita menghabiskan waktu 30 - 40 tahun untuk bekerja. Setelah
itu pensiun, lalu manula, dan pulang ke haribaan Tuhan. "Manusia itu
makhluk pencari makna. Kita harus berpikir, untuk apa menghabiskan waktu
40 tahun bekerja. Itu 'kan waktu yang sangat lama," tambahnya.

Ada dua aturan sederhana supaya kita bisa antusias pada pekerjaan.
Pertama, mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Dengan
begitu, bekerja akan terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Jika aturan pertama tidak bisa kita dapatkan, gunakan aturan kedua: kita
harus belajar mencintai pekerjaan. Kadang kita belum bisa mencintai
pekerjaan karena belum mendalaminya dengan benar. "Kita harus belajar
mencintai yang kita punyai dengan segala kekurangannya, " kata sarjana
Fisika ITB yang lebih suka dengan dunia pelatihan sumber daya manusia ini.

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh
setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan
memperoleh "5-ng": ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel.
Jansen mengutip filsuf Jerman, Johann Wolfgang von Goethe, "It's not
doing the thing we like, but liking the thing we have to do that makes
life happy."

"Dalam hidup, kadang kita memang harus melakukan banyak hal yang tidak
kita sukai. Tapi kita tidak punya pilihan lain. Tidak mungkin kita mau
enaknya saja. Kalau suka makan ikan, kita harus mau ketemu duri," ujar
pria yang kerap disebut sebagai Guru Etos ini.

Dalam dunia kerja, duri bisa tampil dalam berbagai macam bentuk. Gaji
yang kecil, teman kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang kurang
empatik, dan masih banyak lagi. Namun, justru dari sini kita akan
ditempa untuk menjadi lebih berdaya tahan.

/*Bukan gila kerja*/

* Dalam urusan etos kerja, bangsa Indonesia sejak dulu dikenal
memiliki etos kerja yang kurang baik.

Di jaman kolonial, orang-orang Belanda sampai menyebut kita dengan
sebutan yang mengejek, in lander pemalas. Ini berbeda dengan, misalnya,
etos Samurai yang dimiliki bangsa Jepang. Mereka terkenal sebagai bangsa
pekerja keras dan ulet.

Namun, Jansen menegaskan, pekerja keras sama sekali berbeda dengan
workaholic. Pekerja keras bisa membatasi diri, dan tahu kapan saatnya
menyediakan waktu untuk urusan di luar kerja. Sementara seorang
workaholic tidak. Dalam pandangan Jansen, kondisi kerja yang
menyenangkan adalah kerja bareng semua pihak. Bukan hanya bawahan, tapi
juga atasan.

Sering seorang atasan mengharapkan bawahannya bekerja keras, sementara
ia sendiri secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang melunturkan
semangat kerja bawahan. Jansen memberi contoh, atasan yang mengritik
melulu jika bawahan berbuat keliru, tapi tak pernah memujinya jika ia
menunjukkan prestasi.

Secara manusiawi hal itu akan menyebabkan bawahan kehilangan semangat
bekerja. Buat apa bekerja keras, toh hasil kerjanya tak akan dihargai.
Ingat, pada dasarnya manusia menyukai reward.

Konosuke Matsushita, pendiri perusahaan Matsushita Electric Industrial
(MET) punya teladan yang bagus. Pada zaman resesi dunia tahun 1929-an,
pertumbuhan ekonomi Jepang anjiok tajam. Banyak perusahaan mem-PHK
karyawan. MEI pun terpaksa memangkas produksi hingga separuhnya. Namun,
Matsushita menjamin tak ada satu karyawan pun yang bakal terkena PHK.

Sebagai gantinya, ia mengajak semua karyawan bekerja keras.
Karyawan-karyawan bagian produksi dilatih untuk menjual. Hasilnya
benar-benar ruarrr biasa. Mereka bisa berubah menjadi tenaga marketing
andal, yang membuat Matsushita menjadi salah satu perusahaan terkuat di
Jepang.


Read More ..