Agama Cinta

Diposting oleh Unknown | 05.11 | | 0 komentar »

Apa yang paling bernilai bagi manusia ? mengapa cinta amat berharga sebagai burok menempuh mi’raj kebahagiaan ? bagaimana benar-benar merasakan kelezatan sari-sari cinta ? dari sini terinspirasi oleh “Ayat Ayat Cinta” kami akan mulai menelaah / mengurai dengan sederhana tentang keajaiban cinta dalam islam

Apa yang paling bernilai bagi manusia ? mengapa cinta amat berharga sebagai burok menempuh mi’raj kebahagiaan ? bagaimana benar-benar merasakan kelezatan sari-sari cinta ? dari sini terinspirasi oleh “Ayat Ayat Cinta” kami akan mulai menelaah / mengurai dengan sederhana tentang keajaiban cinta dalam islam

Tanpa cinta, seluruh aktifitas kehidupan tak lebih hanya sebentuk tirai kebahagiaan. Hanya dengan cinta manusia telah terbang bebas, seperti rajawali yang melayang indah di angkasa. Cinta melahirkan mata elang yang menatap semesta secara utuh, tidak lagi melihat hidup sepotong-sepotong

Demi menggapai stasiun cinta itu tidak mensyarati kata-kata semata juga perlu diiringi dengan pengalah hidup. Cinta memang bukan untuk dikatakan, hanya perlu ditunjukkan dan dialami, barulah kita merasakan keajaiban cinta. Anda penasaran, apa bentuk keajaiban cinta ?

Karena ternyata ada pasangan yang mula-mula saling mencintai berubah saling berantem, bahkan terancam cerai. Perlulah kiranya meneliti lebih jauh, mungkin yang dirajuk bukanlah cinta sejati, karena cinta selagi bermakna cinta adalah : memberi, memaafkan dan berkorban tiada akhir (endless love)

Mengapa islam disebut agama cinta ? karena inti islam adalah iman dan inti iman adalah cinta. Konsep ini dilansir oleh QS Al Baqarah : 165
“... adapun orang yang beriman sangat cinta kepada Allah..”

Andaikan iman sekadar percaya, mengapa kita tidak diminta beriman pada iblis la’natullah alaih. Kalau demikian iman benar-benar mencerminkan energi cinta, karena cinta hanya ditujukan pada kiblat kebajikan. Karena itu, islam memandang nikmat yang paling tinggi dari sekian nikmat adalah nikmat iman (cinta). Tanpa cinta seluruh kehidupan akan hampa, kering dan gersang. Di lahan yang hampa, kering dan gersang tak ada tumbuhan yang hidup

Piramida nikmat dari yang paling rendah ke yang tertinggi tersimpul :
Nikmat rezeki, jodoh, kekayaan, ilmu pengetahuan dan iman (agama). Lima kenikmatan sebelumnya tanpa dijiwai dengan iman (cinta) maka tidak akan bermakna apa2. Dan banyak orang besar mengungkapkan, untuk menggapai lima kenikmatan tersebut hanya dijalani dengan cinta. Sebuah cinta karena Allah, sebentuk energi yang tak pernah habis bahkan terus memancar-mancar.

Andaikan orang mengerti hakikat kehidupan, maka tidak akan berani menukarkan cinta dengan kenikmatan yang lain, menukarkan cinta dengan rezeki, jodoh, kekayaan, atau ilmu pengetahuan. Karena seluruh kenikmatan selain cinta hanya sarana kebahagiaan, sementara ruhnya ada pada cinta. Orang bisa mendapatkan seluruh kenikmatan hidup dengan cinta, tetapi orang tidak bisa membeli cinta dengan seluruh kenikmatan yang lain.

Ketika hati kita digenangi dengan cinta, maka akan menumbuhkan relasi yang elok dengan Allah, diri sendiri, sesama dan kehidupan, berikut akan berbuah kebahagiaan. Dan perlu diketahui bahwa pusat cinta adalah Allah, hanya dengan mencintai Allah maka kebahagiaan hidup akan diperoleh. Mencintai Allah, mencintai diri karena Allah, mencintai sesama karena Allah, dan mencintai kehidupan karena Allah. Inilah alasannya mengapa cinta kita pada diri, manusia dan kehidupan merupakan pantulan cinta pada Allah. Jasad manusia akan hidup dengan nafas, tetapi ruhani hanya bisa hidup dengan cinta. Tanpa cinta ruhani akan lemah, tak berdaya, bahkan mati. Karena itu mengapa orang-orang kafir dianggap sudah mati ? kematian mereka bukan secara lahiriah tetapi secara ruhani.

Ketika orang telah bermandikan cahaya cinta, maka hidupnya selalu diwarnai kebahagiaan, wajahnya ceria berbinar-binar. Maka dari dalam jiwanya akan tumbuh ketulusan dalam beribadah. Ingatlah hanya ibadah yang tulus yang sampai pada Allah. Jika Anda sudah tulus maka hati akan bening, kebeningan itu akan membawa kesukacitaan menjalani aktifitas dan kebaktian. Tuhan tidak melihat amal, tetapi lebih mengawasi motivasi dibalik amal. Hati bening dan tulus melulu memancarkan motivasi kebaikan, dan itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman

Senada dengan spirit sabda Rasulullah SAW “Niat orang beriman lebih baik daripada amalnya, amalnya orang munafik lebih baik daripada niatnya, dan masing-masing dia kerjakan berdasarkan niatnya”

Ketulusan merupakan salah satu sayap-sayap cinta yang akan membuat orang sampai pada Allah. Bayangkan seorang pelacur yang menggunakan sandalnya untuk menyauk air demi diminumkan pada anjing yang kehausan dan meregang nyawa dengan didasari rasa kasih yang tulus nan murni, diangkat derajatnya oleh Allah dan dimasukkan surga. Memang dalam cinta, budak bisa menjadi raja dan raja bisa menjadi budak. Perubahan besar dan abadi hanya bisa diperoleh dengan sentuhan tangan-tangan cinta.

Andaikata kita berdakwah untuk mendapatkan uang, honor, sehingga harus memasang tarif, maka berarti kita belum dipenuhi semangat cinta. Memberi untuk mendapatkan bukan ciri cinta tapi ciri bisnis murni. Melalui energi tulus maka akan mengalir mutiara sikap lain yakni tawakal, sabar, ridho dan syukur tanda telah masuknya cahaya salam, rahmat dan berkah secara utuh kedalam hati.

Pertama salam, sayap-sayap cinta melahirkan salam, yang ditandai dengan sikap tawakal dengan masa depan, sehingga tidak pernah dibayang-bayangi oleh kecemasan. Kecemasan hanya terpercik oleh pikiran negatif soal masa depan yang belum tentu akan dialami. Andaikan salam telah merasuk ke dalam hati kita, maka bayang-bayang ketakutan terhadap masa depan akan lenyap, karena tidak lagi melihat hambatan menakutkan yang terlintas di pikiran. Kita hanya melihat bahwa di depan ada cinta, cinta itulah yang akan menyibak hambatan menjadi kemenangan besar.

Kehadiran salam juga ditandai dengan sabar, sebuah mental hidup yang bisa meretas jaring frustasi. Rasa frustasi hanya menyelinap di hati orang yang tidak meyakini keluasan rahmat Allah. Rahmat Allah hanya diukur melalui pikirannya yang terbatas. Ingatlah saudaraku, rahmat Allah tidak bisa dibayangkan dengan pikiran, karena itu kita tidak dapat menghitung nikmat Allah. Bagi orang yang telah mendapati oasis salam, maka dia selalu optimis karena rahmat Allah luas, melampaui langit dan bumi. Orang tawakal dan sabar akan selamat dalam menjalani pendakian menuju Allah, dan buahnya adalah kehidupan yang tenang, damai

Kedua rahmat, kepakan sayap cinta menjelmakan rahmat, sebentuk mental ridha atau puas. Kaya yang sesungguhnya adalah puas dengan apa yang diterima (qona’ah). Dalam kepuasan kita akan mereguk kebahagiaan yang meluap-luap tak ada habisnya. Ketika orang puas, maka akan tumbuh kesukacitaan dalam menjalani hidup, dan hari-harinya hanya dipenuhi semangat yang terus menyala. Tak ada kecewa sedetikpun dengan apa yang diterima, karena itulah kenikmatan paling sempurna yang datang dari Yang Maha Sempurna. Rahasia yang menjadikan mereka puas, bukan karena kenikmatan yang diperoleh, tapi karena amat cintanya pada yang memberikan.

Dengan kacamata prasangka baik, seluruh pernak pernik kehidupan dia terima dengan ridha. Cinta Tuhan melampaui cinta orangtua pada anaknya. Setiap yang datang dari Allah pasti penuh dengan makna cinta. Kitapun belajar untuk tidak hanya melihat nikmat yang diperoleh, tetapi juga motivasi dari Yang Memberi. Jika seluruh kenikmatan ditangkap dengan kacamata ridha, maka hidup pun akan menjadi aman penuh sukacita.

Ketiga berkah, sayap-sayap cinta melahirkan berkah. Berkah hanya bisa dipikat dengan semangat syukur dalam segala keadaan. Andaikan kita selalu bersyukur dalam segala keadaan, maka ketentraman hidup akan melulu meliputi kita, karena kekayaan syukur akan selalu membuat manusia dalam sukacita. Tanpa bersyukur maka segala kenikmatan hanya malapetaka yang menyumbang derita.

Belajarlah bersyukur dan berterimakasih pada Allah, sesama dan kehidupan. Saat semangat syukur itu mengalir dari sungai hati kita, maka betapa hidup amat lapang, bahagia, dan melulu diliputi dengan kesukacitaan

Awali berterimakasih pada Allah, selanjutnya pada manusia, dan kehidupan. Saat manusia telah hilang dalam pusaran syukur, berarti berhasil meruntuhkan tembok keakuan (ego) sehingga hidupnya hanya menjadi persembahan bagi Allah dan kehidupan.

Andaikan salam, rahmat dan berkah sebagai pengejawantahan cinta terus mewarnai kehidupan semesta, maka betapa kita akan benar-benar merasakan keindahan, keanggunan dan kesejukan Agama Cinta

Yakinlah Anda menjemput bahagia dengan cinta !..

my email: wed,4/23/08 12:59 pm

0 komentar

Posting Komentar